Minggu, 10 Maret 2013

Multiple Intelligences


Tahun 1904 Alfred Binet dkk menciptakan tes IQ pertama kali dan memberikan opini kepada masyarakat bahwa kecerdasan itu dapat diukur secara obyektif dan dinyatakan dalam satu angka yaitu nilai IQ.
Pada tahun 1983, Howard Gardner seorang psikolog dari Harvard University mempersoalkan tentang makna ”kecerdasan” dan kevalidan tes IQ.
Kritik Gardner tentang tes IQ adalah sebagai berikut :
  • Potensi kecerdasan manusia yang dinilai melalui tes IQ terlalu sempit, test IQ tidak mampu untuk menafsirkan kecerdasan sesuai dengan perkembangan kebudayaan.
  • Kecerdasan bukan didapat dari keturunan (euginics), atau keunggulan budaya atau ras.
  • Kecerdasan tersebut dapat berkembang, tidak bersifat tetap dalam bentuk nilai konstan.
  • Test IQ merupakan sebuah test achievement, yang cenderung untuk mengetahui ketidakmampuan seorang anak. Padahal kecerdasan anak adalah sesuatu yang dapat diketahui dengan penglihatan anak tersebut.
  • Test IQ, test SAT (Scholatic Aptitude Test), test WRAT (Wide Range Achievement Test) dan test Achievement lainnya merupakan jenis test tertutup, test tradisional dan masih belum mampu melihat kecerdasan seseorang.
  • Kecerdasan seseorang tidak dapat dinilai dari test, yaitu sebagai tindakan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan atau tidak akan pernah dilakukan lagi.
  • Kecerdasan lebih berkaitan dengan kebiasaan yang mempunyai kemampuan terhadap dua hal, yaitu (1) memecahkan masalah dan (2) menciptakan produk-produk baru bernilai budaya.
POIN-POIN KUNCI MULTIPLE INTELLIGENCE
  1. Setiap orang mempunyai 8 kecerdasan atau lebih.
  2. Pada umumnya orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai.
  3. Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks, tidak berdiri sendiri-sendiri.
  4. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.

8 KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER

1. Kecerdasan Spasial Visual
  • Komponen inti : kepekaan merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat
  • Berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, dan mendesain.
  • Kondisi akhir terbaik menjadi seniman, arsitek, ahli, strategi, pecatur, desainer, sutradara, fotografer, montir profesional.
2. Kecerdasan Linguistik
  • Komponen inti : kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa.
  • Berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat.
  • Kondisi akhir terbaik menjadi seorang penulis, wartawan, orator, ahli politik, penyiar radio, presenter, guru, dan pengacara.
3. Kecerdasan Interpersonal
  • Komponen inti : kepekaan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.
  • Berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi negosiasi,bekerja sama, mempunyai empati yang tinggi.
  • Kondisi akhir terbaik menjadi konselor, politikus, pemimpin, inovator.
4. Kecerdasan Musikal
  • Komponen inti : kepekaan dan kemampuan menciptakan dan mengapresiasikan irama, pola titik nada dan warna nada serta apresiasi untuk bentuk ekspresi emosi musikal.
  • Berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.
  • Kondisi akhir menjadi komposer, penyanyi, pemain musik, pencipta lagu.
5. Kecerdasan Naturalis
  • Komponen inti : keahlian membedakan anggota-anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies baik secara formal maupun non formal.
  • Berkaitan dengan kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklasifikasi, identisifikasi.
  • Kondisi akhir terbaik : peneliti alam, ahli biologi, dokter hewan, aktivis binatang dan lingkungan.
6. Kecerdasan Kinestetis
  • Komponen inti : kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengolah objek, respon dan reflek.
  • Berkaitan dengan kemampuan gerak motorik keseimbangan.
  • Kondisi akhir terbaik menjadi olahragawan, penari, pematung, aktor, dokter bedah.
7. Kecerdasan Intrapersonal
  • Komponen inti : memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
  • Berkaitan dengan kemampuan mengenali diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup.
  • Kondisi akhir terbaik menjadi psikoterapis, pemimpin agama, penasehat, filosof.
8. Kecerdasan Logis Matematis
  • Komponen inti : kepekaan pada memahami pola-pola logis atau numeris, dan kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang.
  • Berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar, dan berfikir logis, memecahkan masalah.
  • Kondisi akhir menjadi ilmuwan, ahli matematika, ahli fisika, pengacara, psikiater, psikolog, akuntan, dan programmer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar